Selfie
telah menjadi tren tersendiri bagi para pengguna smartphone. Tak peduli muda ataupun tua, semua ber-selfie ria. Tidak hanya
masyarakat biasa yang suka melakukannya, bahkan pesohor seperti artis dan
pejabat pun juga gemar memotret diri sendiri.
Istilah selfie digunakan untuk menyebut aktivitas memotret diri
sendiri dengan menggunakan kamera. Istilah ini dalam bahasa Inggris termasuk
bahasa slang (bahasa gaul), yaitu ragam bahasa tidak resmi dan belum baku yang
sifatnya musiman. Biasanya digunakan oleh kelompok
sosial tertentu untuk berkomunikasi internal agar yang bukan anggota kelompok
tidak mengerti.
Kapan Selfie Digunakan?
Menurut Wikipedia, awal pemakaian selfie terjadi pada 2002. Kata
ini pertama muncul dalam sebuah forum Internet Australia pada 13 September
2002. Beberapa tahun kemudian, tepatnya 2013, selfie secara resmi tercantum
dalam Oxford English
Dictionary versi daring
(online).
Tahukan Anda, sebenarnya selain istilah selfie, ada pula istilah wefie dan
groufie. Kalau selfie berarti hanya si pemilik ponsel seorang diri yang memotret dirinya, dua istilah berikutnya bermakna
aktivitas si pemilik ponsel bersama dengan
teman-temannya mengambil foto mereka sendiri. Namun, dibandingkan dengan wefie dan
groufie, istilah selfie lebih populer pemakaianya.
Maka, tak salah
jika pada November 2013, Oxford Dictionary menobatkan kata tersebut sebagai word of the year karena pada tahun itu kata selfie sangat populer. Oxford Dictionary
juga menegaskan bahwa kata selfie berasal dari Australia.
Sejak kapan orang mulai melakukan selfie? Sampai saat ini belum
ditemukan jawaban yang pasti. Namun, dari beberapa penelitian sejarah, dijelaskan
bahwa aktivitas selfie
ternyata telah dilakukan beberapa orang sejak lebih dari seratus tahun yang
lalu.
Menurut laporan dari media daring Huffington Post, selfie pertama dilakukan pada Oktober 1893 oleh pria
bernama Robert Cornelius. Robert berasal dari Amerika
Serikat yang termasuk pionir di bidang fotografi.
Suatu ketika ia berniat memotret diri sendiri dengan
teknologi fotografi pada masa itu yang disebut daguerreotype. Teknik ini diciptakan
Louis Daguerre dari Prancis.
Karena rumitnya proses fotografi pada masa itu, Cornelius butuh waktu sampai 15 menit dalam posisi diam
agar kamera menangkap gambar dengan baik.
Penelitian lain menyebutkan, ada seseorang melakukan selfie pada
1900 dengan menggunakan kamera kotak Kodak Brownie.
Saat itu Putri Anastasia Nikolaevena
dari Kekaisaran Rusia memotret diri sendiri melalui pantulan cermin. Ia berdiri
di depan cermin sambil memegang kamera, lantas memotret refleksi tubuhnya di
cermin.
Putri Anastasia melampirkan foto
tersebut dalam sebuah surat yang ia kirimkan kepada temannya pada 1914. Dalam
suratnya, Sang Putri menulis: ”Saya mengambil foto ini menggunakan cermin.
Sangat susah dan tangan saya gemetar.”
Kemudian, pada dekade 1980-an hingga 1990-an ketika kamera
analog mulai populer, aktivitas memotret diri sendiri juga menjadi hal biasa.
Kamera analog merupakan istilah lain dari kamera yang menggunakan pita seluloid
atau lazim disebut klise atau film.
Istilah Selfie dalam
Bahasa Indonesia
Selfie merupakan bahasa gaul dalam bahasa
Inggris. Istilah baku untuk selfie adalah self photograph.
Dari dua kata inilah kemudian kata selfie terbentuk. Di Korea Selatan, istilah itu lazim
disebut selca
(self camera).
Lantas, bagaimana dengan bahasa Indonesia?
Kepala Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gufran Ali Ibrahim, sebagaimana dikutip dari republika.co.id menyatakan bahwa istilah selfie dalam bahasa Indonesia adalah swafoto. Sayangnya, kata ini tidaklah sepopuler
selfie. Ini terjadi karena “Masyarakat
dan media cenderung gemar menggunakan istilah dan bahasa asing dalam lisan
maupun tulisan,” kata Gufran.
Swafoto
bukanlah kata dasar, melainkan kata turunan yang terdiri dari dua bentuk, yaitu
swa dan foto. Swa adalah kosakata bahasa Sanskerta, sedangkan foto diserap dari bahasa Inggris, photo. Secara bahasa, swa- merupakan
bentuk terikat. Artinya, bentuk tersebut tidak dapat berdiri sendiri menjadi
sebuah kata mandiri. Penggunaannya haruslah dengan kata lain agar menghasilkan
makna. Itulah sebabnya bentuk tersebut selalu berdampingan dengan kata lain,
seperti swasembada, swakarya, wiraswasta,
dan swadaya. Namun, tidak
demikian dengan foto. Kata ini dapat
berdiri sendiri sebagai sebuah kata mandiri, tanpa harus didampingi oleh kata
lain.
Ditilik dari segi ejaan, swa dan foto haruslah ditulis serangkai, swafoto, tidak boleh ditulis terpisah karena swa merupakan
bentuk terikat. Atas dasar itu, kata apa pun bila digunakan bersama dengan swa haruslah
ditulis serangkai seperti contoh yang saya tuliskan
pada paragraf sebelumnya. Maka, salah jika ditulis swa sembada, swa karya, wira swasta, dan swa daya. Begitu pula untuk swa foto.
Lantas, mengapa swafoto adalah padanan selfie yang
populer digunakan? Ini semata-mata karena makna bentuk swa- itu sendiri, yaitu sendiri.
Maka, swafoto berarti memfoto diri sendiri.
Sayangnya, bila kita cari kata ini di Kamus Besar Bahasa Indonesia daring (online), hasilnya tentu saja
nihil, belum ada entri kata tersebut. Barangkali karena ini adalah istilah
baru. Mungkin akan ada pada revisi KBBI selanjutnya, baik cetak maupun daring.
Populernya pemakaian selfie tinimbang swafoto lumrah
terjadi karena globalisasi telah menempatkan bahasa Inggris dalam posisi
strategis. Namun, bukankah sebaiknya kita mengutamakan dan memuliakan bahasa
Indonesia agar bahasa resmi negara ini tak menjadi “tamu”
di negeri sendiri. Semoga![]
(sumber:suaramerdeka.com, republik.co.id)
No comments:
Post a Comment
Komentarilah dengan Bijak dan Rekonstuktif. Terima Kasih atas Komentar Anda!