2016-05-31

Ini Istilah Selfie dalam Bahasa Indonesia

Selfie telah menjadi tren tersendiri bagi para pengguna smartphone. Tak peduli muda ataupun tua, semua ber-selfie ria. Tidak hanya masyarakat biasa yang suka melakukannya, bahkan pesohor seperti artis dan pejabat pun juga gemar memotret diri sendiri.
Istilah selfie digunakan untuk menyebut aktivitas memotret diri sendiri dengan menggunakan kamera.  Istilah ini dalam bahasa Inggris termasuk bahasa slang (bahasa gaul), yaitu ragam bahasa tidak resmi dan belum baku yang sifatnya musiman. Biasanya digunakan oleh kelompok sosial tertentu untuk berkomunikasi internal agar yang bukan anggota kelompok tidak mengerti.
Kapan Selfie Digunakan?
Menurut Wikipedia, awal pemakaian selfie terjadi pada 2002. Kata ini pertama muncul dalam sebuah forum Internet Australia pada 13 September 2002. Beberapa tahun kemudian, tepatnya 2013, selfie secara resmi tercantum dalam Oxford English Dictionary versi daring (online).
Tahukan Anda, sebenarnya selain istilah selfie, ada pula istilah wefie dan groufie. Kalau selfie berarti hanya si pemilik ponsel seorang diri yang memotret dirinya, dua istilah berikutnya bermakna aktivitas si pemilik ponsel bersama dengan teman-temannya mengambil foto mereka sendiri. Namun, dibandingkan dengan wefie dan groufie, istilah selfie lebih populer pemakaianya.
Maka, tak salah jika pada November 2013, Oxford Dictionary menobatkan kata tersebut sebagai word of the year karena pada tahun itu kata selfie sangat populer. Oxford Dictionary juga menegaskan bahwa kata selfie berasal dari Australia.
Sejak kapan orang mulai melakukan selfie? Sampai saat ini belum ditemukan jawaban yang pasti. Namun, dari beberapa penelitian sejarah, dijelaskan bahwa aktivitas selfie ternyata telah dilakukan beberapa orang sejak lebih dari seratus tahun yang lalu.
Menurut laporan dari media daring Huffington Post, selfie pertama dilakukan pada Oktober 1893 oleh pria bernama Robert Cornelius. Robert berasal dari Amerika Serikat yang termasuk pionir di bidang fotografi.
Suatu ketika ia berniat memotret diri sendiri dengan teknologi fotografi pada masa itu yang disebut daguerreotype. Teknik ini diciptakan Louis Daguerre dari Prancis.
Karena rumitnya proses fotografi pada masa itu, Cornelius butuh waktu sampai 15 menit dalam posisi diam agar kamera menangkap gambar dengan baik.
Penelitian lain menyebutkan, ada seseorang melakukan selfie pada 1900 dengan menggunakan kamera kotak Kodak Brownie. Saat itu Putri Anastasia Nikolaevena dari Kekaisaran Rusia memotret diri sendiri melalui pantulan cermin. Ia berdiri di depan cermin sambil memegang kamera, lantas memotret refleksi tubuhnya di cermin.
Putri Anastasia melampirkan foto tersebut dalam sebuah surat yang ia kirimkan kepada temannya pada 1914. Dalam suratnya, Sang Putri menulis: ”Saya mengambil foto ini menggunakan cermin. Sangat susah dan tangan saya gemetar.”
Kemudian, pada dekade 1980-an hingga 1990-an ketika kamera analog mulai populer, aktivitas memotret diri sendiri juga menjadi hal biasa. Kamera analog merupakan istilah lain dari kamera yang menggunakan pita seluloid atau lazim disebut klise atau film.
Istilah Selfie dalam Bahasa Indonesia
Selfie merupakan bahasa gaul dalam bahasa Inggris. Istilah baku untuk selfie adalah self photograph. Dari dua kata inilah kemudian kata selfie terbentuk. Di Korea Selatan, istilah itu lazim disebut selca (self camera).
Lantas, bagaimana dengan bahasa Indonesia?
Kepala Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gufran Ali Ibrahim, sebagaimana dikutip dari republika.co.id menyatakan bahwa istilah selfie dalam bahasa Indonesia adalah swafoto. Sayangnya, kata ini tidaklah sepopuler selfie. Ini terjadi karena “Masyarakat dan media cenderung gemar menggunakan istilah dan bahasa asing dalam lisan maupun tulisan,” kata Gufran.
Swafoto bukanlah kata dasar, melainkan kata turunan yang terdiri dari dua bentuk, yaitu swa dan foto. Swa adalah kosakata bahasa Sanskerta, sedangkan foto diserap dari bahasa Inggris, photo. Secara bahasa, swa- merupakan bentuk terikat. Artinya, bentuk tersebut tidak dapat berdiri sendiri menjadi sebuah kata mandiri. Penggunaannya haruslah dengan kata lain agar menghasilkan makna. Itulah sebabnya bentuk tersebut selalu berdampingan dengan kata lain, seperti swasembada, swakarya, wiraswasta, dan swadaya. Namun, tidak demikian dengan foto. Kata ini dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kata mandiri, tanpa harus didampingi oleh kata lain.
Ditilik dari segi ejaan, swa dan foto haruslah ditulis serangkai, swafoto, tidak boleh ditulis terpisah karena swa merupakan bentuk terikat. Atas dasar itu, kata apa pun bila digunakan bersama dengan swa haruslah ditulis serangkai seperti contoh yang saya tuliskan pada paragraf sebelumnya. Maka, salah jika ditulis swa sembada, swa karya, wira swasta, dan swa daya. Begitu pula untuk swa foto.
Lantas, mengapa swafoto adalah padanan selfie yang populer digunakan? Ini semata-mata karena makna bentuk swa- itu sendiri, yaitu sendiri. Maka, swafoto berarti memfoto diri sendiri.
Sayangnya, bila kita cari kata ini di Kamus Besar Bahasa Indonesia daring (online), hasilnya tentu saja nihil, belum ada entri kata tersebut. Barangkali karena ini adalah istilah baru. Mungkin akan ada pada revisi KBBI selanjutnya, baik cetak maupun daring. 
Populernya pemakaian selfie tinimbang swafoto lumrah terjadi karena globalisasi telah menempatkan bahasa Inggris dalam posisi strategis. Namun, bukankah sebaiknya kita mengutamakan dan memuliakan bahasa Indonesia agar bahasa resmi negara ini tak menjadi “tamu” di negeri sendiri. Semoga![]
(sumber:suaramerdeka.com, republik.co.id)


















No comments:

Post a Comment

Komentarilah dengan Bijak dan Rekonstuktif. Terima Kasih atas Komentar Anda!