2015-09-09

Jangan Abaikan Kesalahan Pengetikan

Menulis boleh dikatakan sebagai suatu proses yang kompleks. Kegiatan ini menuntut kemampuan memikirkan gagasan-gagasan, lalu menuangkannya ke dalam tulisan. Bukan sekadar menuangkan saja, penulis harus menata gagasan-gagasan itu secara padu, apik, dan sistematis. Perlunya dilakukan penataan karena gagasan-gagasan yang keluar dari dalam pikiran si penulis sifatnya “liar’ sehingga tugasnyalah untuk “menjinakkan”.

Setelah proses penataan, pekerjaan menulis belum dapat dikatakan selesai. Si penulis harus meluangkan waktu untuk membaca ulang tulisannya, lalu memperbaiki jika terdapat kesalahan atau kekeliruan, baik dari segi bahasa maupun dari segi substansi. Bila perlu, penulis membaca tulisannya berkali-kali agar benar-benar dihasilkan tulisan yang bermutu dan minus kesalahan. Dalam menulis, tradisi ini dikenal dengan istilah mengedit.


Sayangnya, tradisi yang sebenarnya wajib dilakukan ini terabaikan oleh sebagian penulis. Bisa jadi ia telah membaca kembali, tetapi tanpa disertai konsentrasi penuh sehingga dalam tulisannya pun masih banyak “noda” yang merusak keindahan tulisannya itu. Akibatnya, muncul beragam keluhan dari pembaca, seperti salah memahami atau terganggunya pemahaman terhadap bacaan. Imbasnya, pembaca “buru-buru” meninggalkan tulisan itu karena banyaknya kesalahan bahasa, baik secara teknis maupun substansi.

Sejatinya, sebagai penulis profesional (jika Anda ingin dikatakan demikian), kegiatan mengedit tulisan harus menjadi prioritas utama agar diperoleh produk intelektual yang berdaya baca tinggi.
Mengapa kegiatan mengedit diperlukan?

Ketika menulis, otak berpikir keras. Saat sedang berpikir itulah, kita hanya terfokus pada ide-ide yang dituliskan dan sangat sedikit mengontrol kebenaran penulisan ide-ide itu. Akibatnya, “noda-noda” bahasa dalam tulisan bermunculan. Sebut saja misalnya kesalahan pengetikan, kesalahan tata bahasa yang berimbas pada kesalahan orang lain memahami yang kita sampaikan. Itulah sebabnya, penulis perlu menyediakan waktu khusus untuk memperbaiki tulisannya. Perbaikan terhadap tulisan sebaiknya juga tidak dilakukan saat proses menulis karena dapat menghambat proses “pemunculan” ide.

Apa yang perlu diperhatikan dalam mengedit tulisan?
Sebenarnya, ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam mengedit tulisan. Namun, dalam tulisan ini saya memfokuskannya pada satu hal, yaitu mengedit kata-kata yang salah ketik. Kegiatan yang satu ini sering disepelekan oleh sebagian penulis, padahal hal ini tidak boleh terjadi.
Periksalah kata-kata yang salah ketik dalam tulisan Anda. Gunakan bantuan spelling and grammar bahasa Indonesia untuk mempermudah kerja Anda. Jangan sepelekan kesalahan pengetikan karena hal ini terkadang mampu “menyulap” tulisan Anda menjadi tulisan yang berkesalahan fatal.

Sebut saja contohnya kata kontrol. Apa jadinya bila pada kata itu Anda lupa menulis huruf r sehingga jadilah kontol. Maka, dapat dibayangkan bila kata itu ada dalam kalimat seperti ini, Ayah yang baik harus selalu mengontol anak perempuannya. Maksud hati hendak menulis mengontrol, tetapi tertulis mengontol sehingga bermakna negatiflah kalimat itu. Mengapa demikian? Karena secara makna, kontol dan kontrol memiliki perbedaan makna yang signifikan.

Begitu pula kesalahan pemahaman juga dapat muncul dalam kalimat seperti ini, Tips menghadapi suami yang suka mengontol, padahal maksud penulis sebenarnya adalah Tips menghadapi suami yang suka mengontrol.

Selebihnya, kesalahan pengetikan dapat menyebabkan terganggunya konsentrasi pembaca, misalnya dalam kalimat ini, Panitia MTQ ke-32 se-Provinsi Ach resmi mengumumkan nama-nama pemenang di berbagai cabag lomba malam tad, Rabu, 26 Agustus 2015. Bila kata yang salah ketik hanya terdiri dari satu atau dua kata, hal itu dapat dimaklumi. Namun, pembaca tak dapat menoleransi kesalahan pengetikan yang terjadi hampir pada setiap kata.

Berkaitan dengan kesalahan pengetikan ini, Anda mungkin pernah melihatnya di salah satu televisi swasta nasional seperti yang dibahas http://tigablaseptember.blogspot.com/ dalam tulisannya yang berjudul Kesalahan Konyol TV One. Dalam tulisannya itu, ia menulis sejumlah kesalahan pengetikan yang dilakukan oleh televisi tersebut yang sebagiannya sebenarnya tergolong dalam kesalahan yang fatal.

Kesalahan-kesalahan itu di antara, radiasi nuklir ditulis radiasia nuklir, SBY perintahkan penjemputan Nazaruddin ditulis SBY perintahkan penjembutan Nazaruddin, Presiden Bicara ditulis Pesinden Bicara, Kasus Penembakan ditulis Kaskus Penembakan, Catatan Akhir Tahun ditulis Catatatan Akhir Tahun, Ketinggian Tsunami 10 cm, Empat Pesawat Tewas di Dalam Pesawat, Palembang Sumatera Utara.

Anda tentu urut dada membaca kesalahan pengetikan itu bukan? Itulah kesalahan kecil, tetapi berakibat fatal.

Maka, jangan sepelekan kesalahan pengetikan jika Anda tak ingin ditertawakan orang atau tulisan Anda diabaikan pembaca hanya karena masalah teknis seperti itu.[]



No comments:

Post a Comment

Komentarilah dengan Bijak dan Rekonstuktif. Terima Kasih atas Komentar Anda!