2009-11-03

Begini Cara Menulis Menulis Proposal (Bagian II)

1.1 Kajian Pustaka

Bahan-bahan kajian pustaka diangkat dari berbagai sumber, seperti jurnal penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar, dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan sekunder. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip kemutakhiran, dan (2) prinsip relevansi.

1.2 Daftar Pustaka

A. Buku Sebagai Sumber Acuan

Urutan penyebutan keterangan tentang buku adalah sebagai berikut.
  1. nama pengarang

  2. tahun terbit

  3. judul buku

  4. tempat terbit

  5. nama penerbit
Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan tempat terbit, diakhiri dengan tanda titik. Sesudah tempat terbit diberi tanda titik dua (:).

Jika yang dicantumkan bukan nama pengarang, melainkan nama lembaga yang menerbitkan, urutan penyebutan di dalam daftar pustaka menjadi

a.  nama lembaga/badan/instansi yang menerbitkan

b. tahun terbit

c. judul terbitan

d. tempat terbit

Jika yang dicantumkan bukan nama pengarang dan bukan nama lembaga yang menerbitkan, urutan penyajiannya adalah sbb.

a. kata pertama judul buku/karangan

b. tahun terbit

c. judul buku/karangan lengkap

d. tempat terbit

e. nama penerbit.

Berikut penjelasan lebih rinci penulisan tiap-tiap butir tersebut di atas.

a. Penulisan Nama Pengarang

1) Nama pengarang ditulis selengkap-lengkapnya, tanpa mencantumkan gelar akademik pengarang yang bersangkutan.

2)   Penulisan nama pengarang dilakukan dengan menyebutkan nama akhir lebih dahulu, baru kemudian nama pertama. Nama akhir yang ditulis lebih dahulu itu dipisahkan dengan tanda koma (,) dari nama pertama yang ditulis di belakang nama akhir.

Contoh:

Banta Beuransah   ditulis  Beuransah, Banta.

Fuad Hasan            ditulis  Hasan, Fuad

Juanita H. William ditulis    William H., Juanita

3)      Jika di dalam buku yang diacu itu yang tercantum nama editor, penulisannya dilakukan dengan menambahkan singkatan (Ed.) di belakang nama. Singkatan (Eds.) digunakan jika editornya lebih dari satu. Singkatan Ed. atau Eds. diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik, ditempatkan di dalam tanda kurung dengan jarak satu  ketukan dari nama editor.

Contoh:

Letheridge, S. and Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Education: Teaching English as a Second Language. New York: Preager.

Aminuddin (Ed.) 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang; HISKI Komisariat Malang.

4)   Jika pengarang terdiri dari dua orang, nama pengarang pertama ditulis sesuai dengan ketentuan butir 2), yaitu dituliskan nama akhir lebih dahulu, sedangkan nama pengarang kedua dituliskan menurut urutan biasa. Di antara kedua nama pengarang itu digunakan kata penghubung dan (tidak digarisbawahi).

Contoh:

Beuransah, Banta dan Abdullah Rani

5)   Jika pengarang terdiri dari tiga orang atau lebih, dituliskan nama pengarang pertama saja sesuai dengan ketentuan butir 2) lalu ditambahkan singkatan dkk. (bentuk lengkapnya adalah dan kawan-kawan) dan tidak digarisbawahi.  Contoh :

Kadir, Abdul dkk.

6)      Jika beberapa buku yang diacu itu ditulis oleh seorang  pengarang, nama pengarang disebutkan sekali saja pada buku yang disebut pertama, sedangkan untuk selanjutnya cukup dibuat garis sepanjang sepuluh ketukan yang diakhiri dengan tanda titik.

Contoh:

Hassan, Fuad.

------------------- ,

------------------- --------------------,

b. Penulisan Tahun Terbit

1)   Penulisan tahun terbit dituliskan sesudah nama pengarang dan dibubuhkan  tanda titik sesudah tahun terbit. Contoh:

Aminuddin (Ed.). 1990.

2)   Jika beberapa buku yang dijadikan bahan pustaka ditulis oleh seorang pengarang dan diterbitkan di dalam tahun yang sama, penempatan urutannya didasarkan pada urutan abjad judul bukunya. Kriteria pembedaannya adalah tahun terbit, yaitu dibubuhkan huruf a, b, dan c sesudah tahun terbit, tanpa jarak. Contoh:

Hassan, Fuad. 1982a

--------- , 1982b

3)   Jika beberapa buku yang dijadikan bahan rujukan itu ditulis oleh seorang pengarang, tetapi tahun terbitnya berbeda, penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan urutan berdasarkan urutan terbitan (dari yang paling lama sampai yang paling baru).

4) Jika buku yang dijadikan bahan rujukan itu tidak menyebutkan tahun terbitnya, di dalam penyusunan daftar pustaka disebut Tanpa Tahun. Kedua kata ini diawali dengan huruf kapital dan tidak digarisbawahi.

Contoh:

Johan. Tanpa Tahun.

Amin, Muhammad. Tanpa Tahun.

c.   Judul Buku

1) Judul buku ditempatkan sesudah tahun terbit dan diberi garis bawah tiap-tiap katanya atau diketik miring (kursif).   Judul ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal kata yang bukan kata tugas seperti di, ke, dari, pada, daripada,untuk, bagi, dan, yang, dengan, yang tidak terletak pada posisi awal. Di belakang judul ditempatkan tanda titik.

Contoh:

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

2) Laporan penelitian, disertasi, tesis, skripsi, atau artikel yang belum diterbitkan atau dipublikasikan, di dalam daftar pustaka ditulis dengan diawali dan diakhiri tanda petik. Jadi,  yang dicetak miring untuk sumber tersebut adalah kata skripsi, tesis, disertasi, ataupun artikel.

Contoh:

Alamsyah, Teuku. 1997. "Karakteristik Bahasa Guru dalam Interaksi Belajar-Mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar”. Tesis tidak diterbitkan.

Malang: PPS IKIP Malang.

3) Jika sumber acuan merupakan karya terjemahan, dinyatakan seperti di dalam contoh berikut.

Spradley, James P.1997. Metode Etnografi. Terjemahan oleh Misbah Zulfa Elizabeth dari The Etnographic Interview (Tanpa Tahun). Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Catatan: tahun 1997 pada data di atas adalah tahun terbit buku terjemahan, sedangkan judul aslinya dalam buku terjemahan itu tidak disebutkan tahun terbitnya sehingga dituliskan Tanpa Tahun.

Contoh penulisan buku terjemahan yang ada tahun terbit.

Schimmel, Annemarie. 1986. Dimensi Mistik dalam Islam. Terjemahan oleh Sapardi Djoko Damono dkk. dari Mystical Dimension of Islam (1975).

d. Tempat Terbit dan Nama Penerbit

1) Tempat terbit sumber rujukan/acuan, baik buku maupun rujukan lainnya ditempatkan sesudah judul atau keterangan judul (misalnya: edisi,jilid). Sesudah tempat terbit dituliskan nama penerbit dengan dipisahkan oleh tanda titik dua dari tempat terbit dengan jarak satu ketukan.

Contoh:

Berlin, B., dan Kay, P. 2001. Basic Color Term. Berkeley dan Los Angels: University of California Press.

Koentjaraningrat (Ed.) 1980. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Wiliam, Juanita H. 1977. Psychology of Women. New York: W. W. Norton.

2) Sesudah penyebutan nama penerbit ditempatkan tanda titik.

3) Rujukan dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga tersebut, nama penerbit adalah nama lembaga yang bertanggung jawab atas penerbit karangan tersebut.

Contoh:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1988. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

4)   Jika lembaga penerbit dijadikan pengarang (ditempatkan pada jalur pertama), nama penerbit tidak perlu disebutkan lagi.

Contoh:

Biro Pusat Statistik. 1993. Statistical Pocketbook of Indonesia. Jakarta.

2.2  Artikel dalam Majalah/Jurnal atau Koran sebagai Sumber Acuan

Jika sumber acuan berasal dari artikel dalam majalah/jurnal, urutan yang perlu disebutkan dalam daftar rujukan adalah sebagai berikut:

a. nama pengarang

b. tahun terbit

c. judul artikel

d. nama majalah/jurnal

e. terbitan ke berapa (kalau ada)

f. nomor majalah atau bulan terbitan

g. nomor halaman

Tiap-tiap penyebutan keterangan nama pengarang, tahun terbit, dan judul artikel diakhiri dengan titik. Nama majalah/jurnal dan tahun terbit dipisahkan oleh satu ketukan, sedangkan nomor majalah/jurnal ditempatkan di dalam tanda kurung. Nomor halaman dipisahkan dengan tanda titik dua dari nomor majalah/jurnal.

Contoh:

Suprapto, Riga Adiwosso. 1989. Perubahan Sosial dan Perkembangan Bahasa. Prisma, XVIII (1): 61-120.



Bennet, D.C. 2000. English Prepositions: a Stratificational Approach. Jurnal of Linguistics, 4: 153-172.

Jika sumber acuan berasal dari artikel dalam surat kabar, urutan penyebutan keterangannya adalah sebagai berikut:

a. nama pengarang,

b. tahun terbit.

c. judul artikel,

d. nama surat kabar,

e. tanggal terbit.

Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan nama surat kabar, diakhiri dengan tanda titik. Nama surat kabar dan tanggal terbit dipisahkan oleh tanda koma.

Contoh:

Tabah, Anton. 1989. Polwan Semakin Efektif dalam Penegakan Hukum. Suara Pembaharuan, 1 September 1989.

Hasan, Ishak. 2005. Jadup, Senandung Sumbang Pawang Bidin. Serambi Indonesia, 26 April 2005.

2.3  Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Lokakarya, atau Penataran sebagai Rujukan

Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun, judul makalah ditulis dalam tanda petik ganda, kata makalah dicetak miring, kemudian diikuti pernyataan ”Makalah disajikan dalam ....” nama pertemuan, lembaga penyelenggara, dan tanggal serta bulan penyelenggaraan.

Contoh:

Amin, Abdullah. 2006. ”Panduan Penulisan Proposal Penelitian Kualitatif ”. Makalah disajikan dalam Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah bagi Guru-guru se-Provinsi NAD, Depdiknas Provinsi NAD, Banda Aceh, 12 s.d. 20 Juli.

2.4  Rujukan dari Internet Berupa Artikel dari Jurnal

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti oleh tahun,  judul karya (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh:

Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jur-

nal Ilmu Pendidikan, (online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id., diakses 20 Januari 2000).

2.5  Rujukan dari Internet Berupa E-mail Pribadi

Nama pengirim (jika ada) disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail  pengirim), diikuti oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (dicetak miring), nama yang dikirimi disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirim).

Contoh:

Davis, A. (a.davis @uwts.edu.au.). 10 Juni 1996. Learning to Use Web Authoring

Tolls. Email kepada Alison Hunter (huntera @usq.edu.au).

2.6 Rujukan dari Internet Berupa Bahan Diskusi

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik, bahan diskusi (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), dan diakhiri dengan alamat e-mail sumber rujukan tersebut diserta dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh:

Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites NETTRAIN Discusson List, (online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22 Desember 2004)

2.7 Rujukan dari Koran Tanpa Penulis

Nama koran ditulis di bagian awal. Tahun, tanggal dan bulan ditulis setelah nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf kapital pada setiap huruf awalnya, dicetak miring, dan diikuti dengan nomor halaman.

Contoh:

Jawa Pos. 1995, 22 April. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri. hlm. 3

2.8 Rujukan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM

Penulisan di daftar rujukan sama dengan rujukan dari artikel dalam jurnal cetak ditambah dengan penyebutan CD-ROM-nya dalam kurung.

Contoh:

Krashen, S. Long M & R. Scarcella. 1979. Age, Rate, and Eventual Attainment in Second Language Acquisition. TESOL Quarterly, 13:573-82 (CD-ROM: TESOL Quarterly Digital, 1997).

1. 3. Catatan Kaki

Catatan kaki kadangkala juga diperlukan dalam karya ilmiah. Manfaat catatan kaki itu adalah sebagai pengakuan akan sumber informasi, dukungan akan argumen, pemberian materi tambahan bagi pembaca, pembuktian kutipan naskah, perluasan akan makna dalam naskah, penunjukan bagian lain dalam naskah bagi pembaca, penjelasan tambahan oleh penulis (Parera, 1993:153).

Catatan kaki terletak pada

a. antarparagraf (jarang dipakai);

b. pada halaman yang sama bagian bawah (dianjurkan dan diharuskan dalam tulisan dan karangan ilmiah yang berupa tesis, disertasi, atau buku);

c. pada halaman tersendiri (dibiasakan apabila menulis artikel untuk harian atau majalah.

Pengetikan catatan kaki dilakukan dengan cara

a. memisahkan catatan kaki dari naskah halaman yang sama dengan tiga spasi;

b. memisahkan antara satu catatan kaki dan catatan kaki yang lain dengan dua spasi;

c. mengetik satu spasi sebuah catatan kaki yang lebih dari satu baris;

d. mengetik catatan kaki agak ke dalam sejajar dengan baris paragraf dan baris-baris berikutnya diketik sejajar dengan baris-baris yang lain dalam naskah;

e. catatan kaki mendapatkan nomor urut berkelanjutan dalam satu bab atau dalam satu laporan tanpa ada pembagian-pembagian bab.

f. nomor urut diberi dalam angka Arab dan tidak diberi tanda apa pun juga;

g. dalam naskah, nomor urut catatan kaki diketik agak ke atas tanpa ada spasi.

Urutan informasi tentang buku atau referensi kutipan adalah

(1)   nama pengarang tanpa dibalik urutannya atau dalam urutan normal;

(2)   diberi koma

(3)   judul karangan dan diberi bergaris masing-masing tanpa tanda koma

(4)   (berisikan nama kota, nama penerbit, dan angka tahun), halaman….

Contoh:

­7Prof. Dr. Ismail Suny, S.H., M.C.L., Pergeseran Kekuasaan Eksekutif (Jakarta:CV Galindra 1965), halaman 72.

Rachman Wirisudarmo, Komputer di Segala Bidang (Jakarta: Mutiara,1980), halaman 32.

Dalam penulisan catatan kaki juga kita temukan penulisan Ibid, op.Cit. dan Ioc.Cit. tiga singkatan ini dipakai untuk menyingkat informasi buku dalam catatan kaki.

Ibid adalah singkatan dari bahasa Latin ibidem dan berarti di tempat yang sama. Ia dipakai sesudah satu catatan kaki yang utuh yang langsung mendahuluinya dan tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki lain yang menyelinginya. Pengetikan atau penulisannya diawali oleh huruf kapital, diberi bergaris, dan diberi titik. Apabila referensi kedua berasal dari jilid atau halaman yang lain, dibelakan ibid diberi koma, jilid, dan halaman. Contoh pemakaian ibid adalah sebagai berikut:

3Edgar Johson, Charles Dickens: His Tragedy and Triumph (New York: Duel, Sloan and Pearce,1952), 1,24.

4Ibid.,

5Ibid., halaman 27

6Ibid., II,95

7Ibid., I,28

Selain Ibid, terdapat pula Op.Cit. Op.Cit. merupakan singkatan dari kata Latin Opera Citatto yang berarti dalam karya yang telah disebut. Singkatan ini dipakai langsung jika karya yang disebutkan itu dekat/baru saja disebutkan. Ia harus diberi garis bawah dan titik untuk masing-masing singkatan itu. Singkatan ini dapat didahului oleh nama pengarang atau nama panggilan dan singkatan nama buku, dan kemudian disertai dengan halaman. Contoh pemakaian Op.Cit adalah sebagai berikut:

8Satjipto Rahardjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung: Alumni, 1976), halaman 111.

9Rahardjo, op.cit., halaman 125

atau

10Kuntjoro Purbopranoto, Hak-hak Asasi Manusia dan Pancasila (Jakarta: Pradjna Paramita, 1975), halaman 100.

11Kuntjoro, Hak-hak Asasi, op.cit., halaman 110.

Loc.cit. juga dipakai dalam penulisan catatan kaki. Loc. cit. merupakan singkatan dari Latin Loco Citato yang artinya di tempat/halaman yang telah disebutkan. Loc. cit. hanya dipakai untuk merujuk buku yang sama, halaman yang sama, dan untuk catatan kaki yang baru mendahuluinya. Ia tidak pernah diikuti oleh halaman dan dalam penulisannya nama panggilan pengarang disebutkan.

Contoh:

11Franz Magnis-Suseno, Kuasa dan Moral (Jakarta: PT Gramedia, 1986), halaman, 21,

12 Franz Magnis, loc.cit.

Berikut ini ditampilkan contoh-contoh jurnal catatan kaki yang bersumber dari buku, jurnal, majalah, dan surat kabar.

satu pengarang

10H.B. Jassin, Surat-surat 1943-1983 (Jakarta, PT Gramedia, 1984), halaman 61.

11Noam Chomsky, Aspects of Theory of Syntax (Cambridge, Mass: MIT Press, 1965), halaman 53

dua pengarang

12J.M. Sinclair dan R.M. Coulthard, Towards an Analysis of Discourse (London: Oxford University Press, 1975) hlm. 79.

tiga pengarang

13Agus Sujanto, Halem Lubis, dan Taufik Hadi, Psikologi Kepribadian. (Jakarta: Penerbit Aksara Baru, 1982), hlm. 120.

Catatan: dalam catatan kaki ketiga nama pengarang harus ditulis dan tidak boleh disingkat dengan et.al. atau dkk.

lebih dari tiga pengarang

14Sudjatmoko dkk., An Introduction to Indonesian Historiography (Ithaca: Cornell University Press, 1975) hlm. 127.

lembaga, instansi sebagai penulis

15Biro Pusat Statistik, Proyeksi Angkatan Kerja Indonesia Sampai Tahun 2000 (Jakarta: B.P.S., 1982), hlm., 17.

terjemahan

16James C. Van Horne, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Alih Bahasa oleh Junius Tirok M.B.A. (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1983), hlm., 100.

Artikel dalam Jurnal dan Majalah



17S. Takdir Alisyahbana, “Merayakan Hari Raya yang Penting dalam Sejarah Kebangsaan”, Ilmu dan Budaya, No. 9 (Juni 1986), 641-645.

Catatan:

1) hilangkan singkatan volume dana halaman (v. dan hlm.) jika dalam catatan kaki rujukan atau referensi dikutip pula dan halaman rujukan yang sama. Nomor urut volume dan halaman dituliskan dengan angka Arab dan untuk membedakan nomor volume dan halaman, nomor volume dituliskan pertama dan urutan halaman dituliskan dalam urutan kedua. Keduanya dipisahkan dengan tanda koma.

2) Jurnal dan majalah biasanya diterbitkan mingguan , bulanan, dua bulanan, dan tiga bulanan. Catatlah nomor volume langsung setelah nama jurnal dan majalah. Bulan dan tahun diletakkan dalam tanda kurung setelah nomor volume. Ingatlah bahwa tidak digunakan tanda koma atau tanda titik.

surat kabar

21Juwono Sudarsono “Asean: Pembangunan Ekonomi dan Masalah Pertanian”, Kompas, 20 Mei 1983, hlm., 4-5.

Catatan:

Untuk rujukan surat kabar, kita cukup menyebutkan nama surat kabar dan digarisbawahi. Jika ada nama penulis/pengarang artikel, nama penulis atau pengarang ditulis dan rujukan surat kabar itu dimulai dengan judul artikel, tajuk rencana, fokus, dan surat pembaca. Jika nama surat kabar  belum dikenal dan belum diketahui nama kota penerbit, sebaiknya nama kota disebutkan dalam kurung, misalnya Pikiran Rakyat (Bandung).

Daftar Bacaan

Parera, Jos Daniel. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.

Tanjung, Bahdin Nur. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, Tesis, dan Disertasi). Jakarta: Kencana

No comments:

Post a Comment

Komentarilah dengan Bijak dan Rekonstuktif. Terima Kasih atas Komentar Anda!