Orang pelit atau kikir disebut ureung kriet dalam bahasa Aceh. Cara menyebut urueng kriet dalam bahasa Aceh bermacam-macam, tergantung pada
kualitas kriet seseorang apakah that kriet, kriet that, göt that kriet,
kriet that-that, kriet putôh bulèe idông, kriet tulo, atau kriet maté.
Yang jelas, semua itu adalah sebutan orang Aceh untuk ureung kriet.
Orang yang amat sangat pelit dikatakan göt that kriet. Dalam bentuk ungkapan, orang yang göt that kriet juga sering disebut kriet putôh bulèe idông, kriet tulo, atau kriet maté. Jika meminta sesuatu pada
orang ini, jangan pernah berharap akan diberikan karena
kriet yang diderita olehnya adalah penyakit kronis “stadium 4”.
Orang kriet jenis
ini tidak hanya kriet dalam satu hal,
tetapi juga dalam berbagai hal. Kalaupun akan memberi, dia mengharapkan balasan
dari yang meminta itu. Bahkan, dia juga akan mengungkit kebaikannya agar
diketahui semua orang.
Ureung kriet
kadangkala juga disebutkan oleh orang Aceh dalam bentuk perumpamaan, baik
dengan menggunakan kata lagèe maupun
tidak. Salah satu perumpamaannya
adalah lagèe tareupah aneuk jôk bak abah
bui. Perumpamaan tersebut dapat diartikan ‘seperti merebut kolang-kaling di
mulut babi.
Ini ditujukan kepada orang yang sangat kikir. Dalam konteks
kehidupan terdapat manusia yang ditamsilkan seperti ini, yaitu yang sangat
kikir. Manusia ini diibaratkan seperti buah kolang-kaling yang berada di mulut
babi. Mustahil buah tersebut dapat diambil karena kolang-kaling merupakan
makanan kesukaan babi. Meski berusaha merebut secara paksa, tak mungkin babi
melepaskannya.
Manusia kikir juga seperti itu. Semua yang telah berada dalam
genggamannya sangat sulit dilepaskannya. Apa yang dimilikinya sangat berat
dibagikan untuk orang lain meski tahu bahwa orang lain sangat membutuhkan
bantuannya. Dari orang seperti ini sangat sulit permintaan kita terkabul. Ia
punya prinsip, miliknya adalah miliknya, tidak boleh diberikan kepada orang
lain. Semoga kita tak diumpamakan lagèe
tareupah aneuk jôk bak abah bui karena sifat kriet putôh bulèe yang bersarang di hati.[]
No comments:
Post a Comment
Komentarilah dengan Bijak dan Rekonstuktif. Terima Kasih atas Komentar Anda!