Suatu ketika, di sebuah kampus, tampak seorang mahasiswa
mondar-mandir. Ia berbicara dengan seseorang melalui ponsel. Sesekali ia
berdiri di depan pintu ruang kuliah sambil mencongkel bagian pintu yang
terkelupas. Tak lama berdiri di depan pintu, ia kemudian menuju ke kursi yang
kebetulan tak jauh dari tempat dia berdiri itu. Bukannya langsung duduk, ia
meletakkan kaki kanannya di atas meja sambil mengorek-ngorek kuku telunjuk
kirinya dengan ibu jari kirinya. Tangan kanan tentu saja masih memegang ponsel.
Si mahasiswa tampak makin serius berbicara.
Tak lama setelah itu, kaki kanan ia turunkan, sementara
telunjuk kiri dimasukkannya ke dalam lubang hidung. Ia tampak masih tetap
berbicara. Telunjuk kiri yang tadinya asyik mengorek-ngorek isi dalam hidung,
lalu dikeluarkannya dan tentu saja ingus keras ikut bertengger di ujung
telunjuk jari. Gumpalan ingus itu ia pantulkan ke dinding di depannya, lalu
ditekan dengan ibu jari kiri.
Saya tak tahu apakah ini dilakukannya secara sadar atau
tidak. Yang pasti semua terjadi begitu saja. Si mahasiswa juga sepertinya tidak
sadar kalau saya sedang mengamati gerak-geriknya berponsel ria.
Dari kisah itu saya cukup tertarik melihat gerak-gerik si
mahasiswa ketika berbicara melalui ponsel. Mengapa dia tidak duduk saja dengan
tenang di kursi, lalu berbicara sambil menggerak-gerakkan tangan sesekali bila
perlu? Mengapa harus jalan mondar-mondir, berdiri di pintu sambil mencongkel
bagian pintu yang terkelupas, dan seterusnya.
Di lain waktu saya juga melihat seorang pria yang sedang
berbicara serius dengan temannya tiba-tiba ditelepon oleh seseorang. Bukannya
duduk saja, dia malah bangun, lalu menuju ke ruang WC dan berbicara di situ.
Saya sempat berpikir, topik yang dibicarakannya rahasia. Namun sepertinya
bukan. Apa yang dibicarakannya terdengar oleh saya. Kalaupun memang rahasia,
mengapa harus ke WC, bukannya ke luar ruangan atau mencari tempat lain yang
lebih nyaman ketimbang WC.
Mengapa seseorang melakukan sesuatu yang berbeda ketika ia
ditelepon? Bagi saya ini perilaku unik karena bermacam gerak-gerik yang
diperlihatkan orang ketika menerima panggilan telepon dari seseorang atau
sekadar mengisi waktu kosong ketika ia bersama dengan orang lain. Mari kita
kupas satu per satu.
Pertama, ada orang yang hanya memegang-megang ponsel,
membolak-balikkan. Tak hanya itu, ia juga membaca isi SMS satu per satu
walaupun isinya sudah pernah ia baca sebelumnya. Sesekali ia juga
menggulir-gulir slide beranda, dari
satu slide ke slide berikutnya seperti tanpa tujuan. Bosan dengan itu, ia lantas
memegang ponsel dengan ibu jari dan jari tengah kanan, lalu ia putar-putar
dengan bantuan dorongan tangan kiri.
Semua itu sering dilakukan ketika seseorang sedang
bercengkerama bersama dengan teman-temannya, dan dalam posisi sebagai
pendengar.
Kedua, sebagian
pengguna ponsel becermin pada layar ponselnya. Sesekali tampak mukanya
dikerutkan sambil mengurut-urut kumis tebalnya (kalau ia berkumis). Ia lantas
masuk ke beranda dan menekan back,
masuk ke beranda, lalu back lagi, masuk
dan back lagi. Begitulah seterusnya.
Tampaknya tak ada tujuan apa-apa dari perilaku ini selain mengisi kekosongan
untuk mengatasi kebosanan ketika menunggu seseorang.
Ketiga, yang ini lain lagi. Ia berbicara dengan seseorang
sambil mondar-mandir yang sesekali ia selingi dengan duduk. Sambil duduk, ia
menguliti sesuatu yang ada di sekitar tempat duduknya. Jika duduk di kursi
berbusa, bagian-bagian terkelupas dari kursi yang menjadi sasaran empuk tangan
jahilnya. Begitu pula bila yang ia duduki adalah kursi kayu.
Keempat, WC menjadi tempat utama bila ia menerima telepon dari
seseorang. Barangkali suatu rahasia yang hendak dibicarakan. Namun, herannya
mengapa harus memilih tempat membuang hajat itu untuk membicarakan rahasia.
Bukankah ada banyak tempat lain seperti kamar tidur atau kamar-kamar lain yang
lebih steril daripada WC.
Mencari tempat-tempat tertentu untuk membicarakan sesuatu
yang rahasia tentu masih wajar. Faktanya, meski isi pembicaraan bukan rahasia, penerima
telepon tetap memilih WC untuk berbicara. Padahal bisa saja ia berbicara di
ruang tamu misalnya ada di teras.
Itulah beberapa gaya orang dalam ber-HP. Pernah lihat gaya
lainnya?[]
No comments:
Post a Comment
Komentarilah dengan Bijak dan Rekonstuktif. Terima Kasih atas Komentar Anda!