2012-09-04

Praja

Tabloid The Atjeh Times, 27 Agustus-2 September 2012

oleh Safriandi

Kata praja dalam bahasa Aceh berkaitan dengan prediksi orang tua zaman dulu terhadap calon suami istri tentang baik atau tidaknya mereka menikah, memiliki rezeki atau tidak jika menikah, terjadi percekcokan atau tidak dalam rumah tangga ketika menikah nanti. Praja banyak jenisnya, seperti praja krueng, ‘praja sungai’, praja guda ‘praja kuda’, praja cangguk ‘praja kodok’, dan praja cicém ‘praja burung’, praja kamèng ‘praja kambing’, praja keubeu ‘praja kerbau’.

Penentuan jenis praja seseorang dilaku­kan dengan melihat suku kata terakhir nama laki-laki dan perempuan. Seseorang yang namanya diakhiri suku kata ri berarti ber-praja kamèng, diakhiri suku kata di berarti ber-praja keubeu, diakhiri suku kata wi berarti ber-praja krueng, diakhiri suku kata ti berarti ber-praja cicém, diakhiri suku kata iah ber-praja guda.

Dulu pasangan yang ingin menikah harus dicocokkan praja-nya. Pasangan boleh menikah bila praja-nya cocok, begitu pula sebaliknya. Lelaki yang namanya diakhiri di dianggap cocok menikah dengan perempuan yang namanya diakhiri ti karena di ber-praja keubeu, sedangkan ti ber-praja cicém. Dikatakan cocok karena cicém akur dengan kerbau. Binatang ini sering mencari kutu kerbau dan kerbau tidak melawan.

Begitu pula, lelaki yang ber-praja krueng dianggap cocok menikah dengan perempuan yang ber-praja kamèng karena krueng adalah air, dan kamèng takut pada air. Artinya, jika pasangan yang ber-praja krueng dan kamèng menikah, istri akan hormat dan takut pada suami laksana kamèng yang takut pada kamèng.

Namun, pasangan lelaki yang namanya diakhiri ri yang ber-praja kaméng, dianggap tidak cocok menikah dengan perempuan yang namanya diakhiri oleh iah karena ber-praja guda. Agar bisa menikah, nama si perempuan harus diganti dengan nama yang memiliki praja yang cocok dengan lelaki tadi, misalnya nama yang diakhiri wi yang ber-praja krueng. Sekarang seiring dengan perkembangan zaman, hal-hal ini seperti ini sudah dianggap mitos oleh masyarakat.

No comments:

Post a Comment

Komentarilah dengan Bijak dan Rekonstuktif. Terima Kasih atas Komentar Anda!