oleh Safriandi
Penentuan jenis praja seseorang dilakukan dengan melihat suku kata terakhir nama laki-laki dan perempuan. Seseorang yang namanya diakhiri suku kata ri berarti ber-praja kamèng, diakhiri suku kata di berarti ber-praja keubeu, diakhiri suku kata wi berarti ber-praja krueng, diakhiri suku kata ti berarti ber-praja cicém, diakhiri suku kata iah ber-praja guda.
Dulu pasangan yang ingin menikah harus dicocokkan praja-nya. Pasangan boleh menikah bila praja-nya cocok, begitu pula sebaliknya. Lelaki yang namanya diakhiri di dianggap cocok menikah dengan perempuan yang namanya diakhiri ti karena di ber-praja keubeu, sedangkan ti ber-praja cicém. Dikatakan cocok karena cicém akur dengan kerbau. Binatang ini sering mencari kutu kerbau dan kerbau tidak melawan.
Begitu pula, lelaki yang ber-praja krueng dianggap cocok menikah dengan perempuan yang ber-praja kamèng karena krueng adalah air, dan kamèng takut pada air. Artinya, jika pasangan yang ber-praja krueng dan kamèng menikah, istri akan hormat dan takut pada suami laksana kamèng yang takut pada kamèng.
Namun, pasangan lelaki yang namanya diakhiri ri yang ber-praja kaméng, dianggap tidak cocok menikah dengan perempuan yang namanya diakhiri oleh iah karena ber-praja guda. Agar bisa menikah, nama si perempuan harus diganti dengan nama yang memiliki praja yang cocok dengan lelaki tadi, misalnya nama yang diakhiri wi yang ber-praja krueng. Sekarang seiring dengan perkembangan zaman, hal-hal ini seperti ini sudah dianggap mitos oleh masyarakat.
No comments:
Post a Comment
Komentarilah dengan Bijak dan Rekonstuktif. Terima Kasih atas Komentar Anda!