2015-09-18

Geureuda

Gelojoh alias rakus disebut geureuda dalam bahasa Aceh. Orang geureuda meru­pakan orang yang tamak terhadap segala hal. Jika makan, ia suka makan berlebihan dan ingin memperoleh lebih banyak dari yang diperlukan.

Berkaitan dengan harta, orang geureuda mengharapkan harta yang banyak dengan menghalalkan berbagai cara. Baginya, apa pun akan ia lakukan, tak peduli saudara atau teman, yang penting harta itu menjadi miliknya.


Dalam pandangan orang Aceh, orang yang punya sifat geureuda bermacam ragam. Beragamnya sifat geureuda itu dapat digradasikan sesuai dengan kadar kronisnya geureuda seseorang.

Ada orang yang disebut geureuda tampo. Jenis geureuda ini ditujukan untuk orang-orang yang rakus dalam hal makanan. Semua dilahap ‘selahap-lahapnya’. Orang geureuda tampo masih menyisakan sedikit makanan untuk orang lain.

Lain halnya dengan geureuda tampo, geureuda sampôh diderita oleh orang-orang yang rakusnya setingkat lebih tinggi daripada geureuda tampo. Meski sama-sama dipakai untuk orang yang rakus dalam hal makanan, penderita geureuda sampôh melahap makanan tanpa sisa. Orang lain pun tak dipikirkannya. Yang penting perutnya kenyang sekenyang-kenyangnya.

Geureuda sampôh memang sudah tergolong kronis. Namun di atas itu, masih ada jenis geureuda yang lain, yaitu geureuda ta’eun. Geureuda ta’eun ini ada dua golongan, yaitu geureuda ta’eun top dan geureuda ta’eun budôk.

Dua golongan geureuda ta’eun itu dikatakan tergolong kronis karena orang yang punya sifat itu rakus dalam segala hal, tak hanya dalam hal makanan.

Bukan hanya itu, geureuda ta’eun top dan geureuda ta’eun budôk menjadi kata makian untuk orang-orang yang punya sifat geureuda. Biasanya memaki dengan kedua golongan jenis makian itu disertai oleh penggunaan kata paléh sehingga menjadi geureuda ta’eun top paléh dan geureuda ta’eun budôk paléh.

Penyertaan kata paléh pada kedua jenis geureuda itu meru­pakan luapan emosional si pengucap kepada orang lain. []

sumber foto: be-gino.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Komentarilah dengan Bijak dan Rekonstuktif. Terima Kasih atas Komentar Anda!