Gelojoh alias rakus disebut geureuda dalam bahasa Aceh.
Orang geureuda merupakan orang yang
tamak terhadap segala hal. Jika makan, ia suka makan berlebihan dan ingin
memperoleh lebih banyak dari yang diperlukan.
Berkaitan dengan harta, orang geureuda mengharapkan harta yang banyak dengan menghalalkan
berbagai cara. Baginya, apa pun akan ia lakukan, tak peduli saudara atau teman,
yang penting harta itu menjadi miliknya.
Dalam pandangan orang Aceh, orang yang punya sifat geureuda bermacam ragam. Beragamnya
sifat geureuda itu dapat digradasikan
sesuai dengan kadar kronisnya geureuda seseorang.
Ada orang yang disebut geureuda
tampo. Jenis geureuda ini
ditujukan untuk orang-orang yang rakus dalam hal makanan. Semua dilahap
‘selahap-lahapnya’. Orang geureuda tampo
masih menyisakan sedikit makanan untuk orang lain.
Lain halnya dengan geureuda
tampo, geureuda sampôh diderita oleh orang-orang yang rakusnya setingkat
lebih tinggi daripada geureuda tampo. Meski
sama-sama dipakai untuk orang yang rakus dalam hal makanan, penderita geureuda sampôh melahap makanan tanpa
sisa. Orang lain pun tak dipikirkannya. Yang penting perutnya kenyang
sekenyang-kenyangnya.
Geureuda sampôh
memang sudah tergolong kronis. Namun di atas itu, masih ada jenis geureuda yang lain, yaitu geureuda ta’eun. Geureuda ta’eun ini ada dua golongan, yaitu geureuda ta’eun top dan geureuda
ta’eun budôk.
Dua golongan geureuda
ta’eun itu dikatakan tergolong kronis karena orang yang punya sifat itu
rakus dalam segala hal, tak hanya dalam hal makanan.
Bukan hanya itu, geureuda
ta’eun top dan geureuda ta’eun budôk
menjadi kata makian untuk orang-orang yang punya sifat geureuda. Biasanya memaki dengan kedua golongan jenis makian itu
disertai oleh penggunaan kata paléh sehingga
menjadi geureuda ta’eun top paléh dan
geureuda ta’eun budôk paléh.
sumber foto: be-gino.blogspot.com
No comments:
Post a Comment
Komentarilah dengan Bijak dan Rekonstuktif. Terima Kasih atas Komentar Anda!