Riwayat Bioskop di Jeuram, Nagan Raya

oleh Safriandi

Jika hendak ke Jeuram, kita terlebih dahulu akan melewati desa yang dinamakan Padang Parom. Tepat di depan pasar ikan, terdapat jalan yang sering disebut masyarakat di sana dengan nama Jalan PLN. Disebut demikian karena di jalan ini terdapat Kantor PLN, tempat masyarakat Padang Parom dan sekitar membayar rekening listrik. Jika melewati jalan PLN ini, kita akan menemukan konstruksi bangunan yang semipermanen. Bangunan semipermanen ini diapit oleh jalan di sebelah kiri dan kanannya. Tak ada aktivitas penting yang berlangsung , baik di luar maupun di dalam gedung selain beberapa anak remaja yang terlihat sedang bermain bulutangkis di dalam gedung. Di luar gedung juga terlihat anak-anak bermain kejar-kejaran dan petak umpet.

Tak banyak yang tahu bahwa gedung itu pernah menjadi bioskop sekitar tahun ‘80-an, di saat televisi atau film-film berbentuk VCD dan DVD belum begitu terkenal seperti sekarang ini. Gedung itu juga merupakan gedung bioskop satu-satunya di Jeuram, Nagan Raya. Di gedung itu pernah diputar film-film, seperti “Nyie Roro Kidul” atau “Dukun A.S.”. Film-film ini sering diputar ketika malam Minggu dengan harga tiket yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Penontonnya pun tidak sedikit. Mereka berbondong-bondong berdatangan dari berbagai desa, seperti Ulee Jalan, Keudee Linteung, Blang Ara, Meugat Meh, Latong, Paya Udeung, Kulu, dan Nigan. Transportasi yang paling banyak digunakan untuk sampai kemari oleh masyarakat desa adalah mobil labi-labi atau mobil penumpang.

Pemanfaatan gedung itu sebagai gedung bioskop hanya bertahan sampai dengan tahun ’90-an. Dengan kata lain, penggunaan gedung tersebut sebagai gedung bioskop lambat laun merosot. Kemerosotan itu diperkirakan terjadi karena masyarakat sekitarnya ketika itu sudah mengenal parabola, VCD, dan DVD. Menurut penuturan masyarakat, gedung bioskop ini milik seorang kaya ketika itu, Aji Andah. Nama beliau ini pun kemudian melekat pada nama bioskop, yaitu PHR Ajiandah.